Room 8 ( Tomoyo's Room )

OOT: bused^^;; tomo~ tomo.. hime agak bingung kalo liat orang mati lagi di depan hime^^;; duh.. idup donk.. Dx *ditabok*

IT:
Rasa cemas menyelimuti Hime. Ekspresinya bingung. Benar-benar bingung apa yang harus dilakukannya agar membuat gadis itu baikan. Kematian memang tidak bisa dicegah. Tapi sebisa mungkin. Walaupun mungkin berakhir sia-sia. Hime masih menggunakan Alicenya untuk Tomoyo.

"...Kalau bisa, bertahanlah.." ucapnya lirih.

" sudah.. aku.. sudah tidak tahan hidup lagi.. sebentar lagi.. aku... akan.. meninggal.... " ucap Tomoyo sambil meneteskan air matanya

" senpai.. moyo sebetulnya belum mau mati... tapi... takdir yg sudah membuatku mjd seperti ini... " ucap Tomoyo sambil meneteskan air matanya yg semakin deras

" senpai.. sebelum aku.. mati.. aku ingin... kalau senpai menyampaikan pesan ini kepada ... semua orang .. Tomoyo .. ingin berpesan .. bahwa... Tomoyo... sayang kepada semua orang.. dan.. tolong.. beritahu kak Sefron.. kalau.. Tomoyo.. kalau.. Tomoyo menyukainya.. " ucap Tomoyo yg masih menangis

" kalian.. bisa kan ? menyampaikan .. pesan ini...?" tanya Tomoyo kpd kedua senpai itu

" dan.. aku ingin.. kalian membagikan baju2 buatanku yg kusimpan dikamar.. untuk diberikan kpd semua orang... " ucap Tomoyo lagi

" maaf.. kalau.. aku terlalu banyak permohonan.. ta.. tapi... aku.. sangat membutuhkan bantuan kalian... " ucap Tomoyo


" nah.. mngkin.. sebentar lagi... saatnya.. akan tiba... " ucap Tomoyo sambil memejamkan matanya, nafasnya mulai berhenti , dan jantungnya berhenti berdetak ....

OOT : YAY ! ~ Moyo koid

Byakuran yang baru saja datang ke Rumah sakit untuk sekedar mencari peserta estafet berhenti tepat di depan kamar tomoyo.

Sebelum ia masuk....Ia mendengar...kata-kata terakhir Kohainya tsb.

Quote :

" sudah.. aku.. sudah tidak tahan hidup lagi.. sebentar lagi.. aku... akan.. meninggal.... " ucap Tomoyo sambil meneteskan air matanya

" senpai.. moyo sebetulnya belum mau mati... tapi... takdir yg sudah membuatku mjd seperti ini... " ucap Tomoyo sambil meneteskan air matanya yg semakin deras

" senpai.. sebelum aku.. mati.. aku ingin... kalau senpai menyampaikan pesan ini kepada ... semua orang .. Tomoyo .. ingin berpesan .. bahwa... Tomoyo... sayang kepada semua orang.. dan.. tolong.. beritahu kak Sefron.. kalau.. Tomoyo.. kalau.. Tomoyo menyukainya.. " ucap Tomoyo yg masih menangis

"Wew......"

BYakuran menghela nafas sambil bersender di pintu depan Kamar tomoyo.

"..Banyak banget orang yang mati akhir-akhir ini....."

Ia menggaruk-garukkan kepalanya sebentar dan akhirnya setelah berpikir cukup lama....Pemuda berusia 17 thn tsb memasuki Kamar tomoyo.

Quote :

" kalian.. bisa kan ? menyampaikan .. pesan ini...?" tanya Tomoyo kpd kedua senpai itu

" dan.. aku ingin.. kalian membagikan baju2 buatanku yg kusimpan dikamar.. untuk diberikan kpd semua orang... " ucap Tomoyo lagi

" maaf.. kalau.. aku terlalu banyak permohonan.. ta.. tapi... aku.. sangat membutuhkan bantuan kalian... " ucap Tomoyo


" nah.. mngkin.. sebentar lagi... saatnya.. akan tiba... " ucap Tomoyo sambil memejamkan matanya, nafasnya mulai berhenti , dan jantungnya berhenti berdetak ....

"......Hmm.."ujar byakuran pelan seraya berdiri di samping hime yang sedang sibuk mencoba menyembuhkan tomoyo.

Ia mengeluarkan selembar kertas dari sakunya dan mencoret sebuah nama..

"Tomoyo Daidouji....tidak dapat mengikuti pertandingan...."

Ia keluar dari Kamar tomoyo dan tidak berapa lama kemudian Ia kembali dengan penampilan yang sedikit berbeda..serta,membawa sebuah karangan bunga.

Spoiler:

"..Semoga beristirahat dengan tenang..."gumamnya sambil menaruh sebuah karangan bunga yang Ia bawa di samping ranjang tomoyo.

Spoiler:

Tomoyo Daidouji wrote:

senpai.. sebelum aku.. mati.. aku ingin... kalau senpai menyampaikan pesan ini kepada ... semua orang .. Tomoyo .. ingin berpesan .. bahwa... Tomoyo... sayang kepada semua orang.. dan.. tolong.. beritahu kak Sefron.. kalau.. Tomoyo.. kalau.. Tomoyo menyukainya.. " ucap Tomoyo yg masih menangis

" kalian.. bisa kan ? menyampaikan .. pesan ini...?" tanya Tomoyo kpd kedua senpai itu

"K-kenapa harus kusampaikan...? Kau... Kau belum berniat untuk mati 'kan...?"

Tomoyo Daidouji wrote:

" nah.. mngkin.. sebentar lagi... saatnya.. akan tiba... " ucap Tomoyo sambil memejamkan matanya, nafasnya mulai berhenti , dan jantungnya berhenti berdetak ....

"H-hei... J-jangan bercanda, Tomoyo!" seru Chiaki sambil berusaha menahan air matanya yang hampir menetes jatuh. "...tidak mungkin... Kenapa...? Kenapa harus di depan mataku lagi...?"

Kakinya terasa sangat lemas dan jatuh terduduk di samping kasur Tomoyo. Kemudian, dia melihat ke arah Byakuran yang ada di samping Hime.

"...kau... Kalau tidak salah, yang berada di Woods waktu itu..."

Quote :

"...kau... Kalau tidak salah, yang berada di Woods waktu itu..."

Byakuran melirik CHiaki..dengan pandangannya yang biasa....dingin...tanpa ekspresi..

"Begitulah....."ujarnya perlahan sambil bersandar di dinding kamar tomoyo...dan menatap Chiaki dan Hime...bergantian..

"...Manusia yang sudah mati...tidak akan kembali...."

"...Kita hanya bisa tenang dan menerima kematian mereka....."gumam BYakuran sambil bangkit dan berjalan keluar dari kamar tomoyo

-out-

Baru saja Shu meninggalkan ruangan tujuh dan memasuki koridor utama, sepertinya ada sedikit keributan di kamar delapan...

Pintunya tidak tertutup, mungkin sudah waktunya kunjungan siswi massal. Penasaran, Shu melihat kedalam ruangan itu.

Sebuah pemandangan yang suram.

Seorang laki laki tidak berekspresi yang memakai jas hitam pemakaman ada disana, diikuti dengan Chiaki yang terisak lembut dan Hime yang tertunduk tanpa kata kata.

Bunga kuning-putih norak yang diletakkan oleh laki laki itu nampaknya bukan bunga yang diberikan untuk acara acara biasa.



Karena bunga kuning berarti kematian.
Ya, ungkapan simpati pada seseorang yang tidak lagi ada di dunia ini.


"Apa yang...", Shu berkata pada dirinya sendiri.

Lalu dengan langkah pelan, memasuki ruangan itu.

Chiaki mengeluarkan saputangannya dan menggunakannya untuk menutupi wajah Tomoyo.

"Bertirahatlah dengan tenang, Tomoyo..."

Byakuran wrote:

"...Manusia yang sudah mati...tidak akan kembali...."

"...Kita hanya bisa tenang dan menerima kematian mereka....."gumam BYakuran sambil bangkit dan berjalan keluar dari kamar tomoyo

Chiaki terus menunduk sambil mendengar ucapan Byakuran yang sudah keluar dari kamar.

Mishuto Dzuragunfuerudo wrote:

"Apa yang..."

"Kak Shu..." Chiaki berusaha menahan air matanya untuk tidak mengalir lagi. "Seperti yang kakak bisa lihat disini... Anak itu... Dia sudah..."

Chiaki terdiam sebentar. Dia tidak bisa meneruskan ucapannya lagi. Karena, pasti akan terasa sangat sakit di dalam dirinya.

Tanpa kata pun sudah cukup untuk menggambarkan apa yang terjadi.
Anak itu sudah meninggal.


............... mendadak sekali Shu teringat dengan pengalaman mendekati mautnya.

Mungkinkah malaikat maut mengetuk pintu kamar yang salah?
Apakah seharusnya ia, memasuki ruangan nomor tujuh, dan bukan disebelahnya?
Apakah jiwa anak ini diambil sebagai bayaran atas jiwanya?



........... Tidak.
Ini hanya kebetulan belaka.

Namun lagi, tidak ada kebetulan di dunia ini.
Lebih tepatnya, takdir.

Ya, takdir; sebuah takdir dimana seseorang hidup, dan seseorang mati.



"... Aki-chan."

Shu tidak tahan lagi,
siapa yang cukup tega membiarkan seorang cilik menangis.

Ia maju dan mengelus kepala Chiaki.
Dan mulai bernyanyi untuk menenangkannya.

"Resterà la maschera di te nel mondo eterna,
Immutevole sospeso, ora su di te l’alloro,
Sarai epica illusione, tu l’anélito d’azione:
luce perpetua…
Condanna.... Disfatta... Per me, la sola che non ha più te."

Lalu mengelap air mata Chiaki dengan sapu tangannya.

"Dengar, jika kamu teman anak itu.... jangan menangis...... oke? Ia akan lebih sedih mendengarnya, karena sekarang ia masih ada di ruangan ini..."

"Tomoyo Daidouji...murid dr B-Elementary school..Making beautiful clothes alice...."gumam Ren yg mewat di ruangan itu

"Ternyata...kematian kembali memisahkan mereka dgn org2 yg disayangi..."

Ren berjalan mendekati jasad Moyo.

"Tidak apa2..kau sdh berusaha dgn baik....Tomoyo."ujar Ren pelan.

Kemudian Ren menatap Chiaki.

"Jadi kamu Yamashita Chiaki...murid dr B-junior High yg jd teman pertama Miyu"ujar Ren

Mishuto Dzuragunfuerudo wrote:

"Dengar, jika kamu teman anak itu.... jangan menangis...... oke? Ia akan lebih sedih mendengarnya, karena sekarang ia masih ada di ruangan ini..."

"Baiklah... Akan kucoba untuk tidak menangis lagi..."

Kunogi Miyu wrote:

"Jadi kamu Yamashita Chiaki...murid dr B-junior High yg jd teman pertama Miyu"

"Tahu darimana namaku? Dan... Siapa kau?" tanyanya balik pada Ren.

Ren menatap Shu yg ada diruangan itu.

"Jangan beritahu namaku.."ujar Ren sambil menatap Shu

"Aku tau namamu dr daftar murid2 academy ini.Aku org yg sering membantu principal seluruh sekolah ini."ujar Ren

"Anggap saja aku org yg dekat dgn Kunogi Miyu.Jadi..kau teman pertamanya...apa kau bs menceritakan kejadian2 aneh yg kamu alami saat bersama dia?"tanya Ren

--------------------
OOT:Klo ada chara meninggal ga di kubur?

"Entahlah... Tapi, Miyu pernah bilang bahwa dia..." Chiaki menghentikan ucapannya dan menatap Shu yang juga ada di ruangan itu.

"...tidak jadi. Kapan-kapan saja akan kuceritakan. Mungkin..."

Chiaki beranjak dari tempatnya dan berjalan menuju pintu keluar.

"Tolong, urus Tomoyo ya... Aku tidak bisa berada di sini lama-lama. Sebab, terus berada di sini pun hanya membuat kesedihanku semakin menjadi-jadi saja." ucap Chiaki kepada semua orang yang ada di sana.

Kemudian, dia pergi keluar dari kamar no.8 tersebut dan pergi entah kemana.

[Out]

"Tunggu!"teriak Ren.Namun terlambat Chiaki sdh pergi

"Shu..bs tolong urus anak itu?"sambil melirik Tomoyo

"Maaf ya gadis kecil.AKu ada urusan harus pergi dulu."ujarnya pd Tomoyo

(out)

"Aku akan urus administrasi pemulangannya.", kata Shu singkat, menoleh pada Kunogi-san yang sedang di lorong, "Kurasa aku akan sangat sibuk hari ini; mungkin memang lebih baik berbaring di bangsal rumah sakit."

[OUT]

(out)

Sefron berlari masuk keruangan kosong yang hanya ada mayat seorang gadis kecil yang ia sukai. ia masuk dengan tampang meskipun ia tahu bahwa hari ini akan tiba.. karena shinigami peliharaanya sudah memberi data2 siapa saja yang akan meninggal dalam kurun waktu satu minggu. kemudian sefron menghampiri mayat tomo

"k..kenapa.. padahal kau kan tahu aliceku.. bisa bernegosiasi untuk memperpanjang kontrak hidup pada waktu sakaratul maut saja.. ke..kenapa tidak..." sefron menahan haru sambil mencium kening tomoyo.

"ugh.. baiklah.. akan kuatar sendiri rohmu" ujar sefron seraya berkonsentrasi penuh untuk membuka portal antara dunia nyata dan akhirat.

"jangan tersesat disana.. ini petanya untuk ke surga.. ngh.. kapan-kapan kita bisa ngobrol lagi kan? jangan kuatir.. nanti kau akan bertemu denganku" ujar sefron sambil mencium tomoyo dan menuju dunia nyata.

"..........................." sefron pun kembali. ia segera menutup portal dengan sangat rapat.

"memento mori.." ujarnya sambil berjalan keluar


[out]