Di tepi sungai...

"Hohe..ya sudah...Aku keluar, ya?" Makoto ngacir.
[out]

"Bye-bye, Makoto~" kata Kazu sambil melambaikan tangannya.

"Dan Hime, pipimu itu kenapa?" tanya Kazu mendadak.

"Yah... Nggak mau main-main dulu nih?" ujar Hime melihat Makoto yang pergi. "....."

Hime lalu memilih untuk duduk diam, bersandar pada salah satu pohon yang rindang dan kembali mengompres pipinya yang masih merah dengan minuman kaleng yang masih dingin. Tampaknya sudah nggak ada niat lagi mengerjai guru satu divisinya tersebut.

Hidekazu Kaishou wrote:

"Dan Hime, pipimu itu kenapa?" tanya Kazu mendadak.

"Kutampar." jawabnya nyengir, "..Sensei mau minum?" Hime menawarkan minuman kaleng lain untuk gurunya tersebut.

Quote :

"Kutampar." jawabnya nyengir, "..Sensei mau minum?" Hime menawarkan minuman kaleng lain untuk gurunya tersebut.

"Hm? Nampar sendiri yah?" tanya Kazu pelan. "Dan terima kasih..."

Kazu pun mengambil minuman itu dan meminumnya sambil tiduran.

"Tiba-tiba teringat...memori masa lalu ya?"

Hime mengangguk kecil dan tersenyum.

"Yah... Kadang-kadang yang seperti itu muncul juga kan? Dan jadi teringat, entah yang pahit maupun tidak." ucap gadis itu, "tapi semuanya berharga."

Kali ini Hime membuka kaleng soft drink yang dipegangnya dan meminum isinya. "Masih ingin ketemu, bersama-sama lagi. Melakukan hal-hal bodoh. Seperti itu..." kenang Hime tersenyum.

Quote :

Hime hanya mengangguk kecil dan tersenyum.

"Yah... Kadang-kadang yang seperti itu muncul juga kan? Dan jadi teringat, entah yang pahit maupun tidak." ucap gadis itu, "tapi semuanya berharga."

Kali ini Hime membuka kaleng soft drink yang dipegangnya dan meminum isinya. "Masih ingin ketemu, bersama-sama lagi. Melakukan hal-hal bodoh. Seperti itu..." kenang Hime tersenyum

"Hem, benar sekali..." kata Kazu pelan. "Memang takdir itu kejam. Di saat masih ingin bersama, kita malah dipisahkan. Dan yang tertinggal di hati kita...hanya penyesalan. Maa~ Dunia memang jarang berjalan sesuai yang kita inginkan."

Kazu menenggak minumannya lagi.

"Tepat." senyum Hime, "kadang jadi menduga-duga apa yang akan terjadi dan apa akan sesuai dengan rencana kita atau tidak. Hehe.."

"...." Hime terdiam sesaat, "..Sensei sendiri," Hime melirik Kazu-sen, "ada orang yang sangat berharga menurut Sensei?" tanya Hime iseng.

Quote :

"...." Hime terdiam sesaat, "..Sensei sendiri," Hime melirik Kazu-sen, "ada orang yang sangat berharga menurut Sensei?" tanya Hime iseng.

"Tentu saja ada..." jawab Kazu sambil tersenyum kecut. "Yah, tapi...orang itu sudah tidak ada lagi di dunia ini... Mau bilang apa?"

Dia melemparkan kaleng minuman yang sudah kosong.

"Setelah kehilangan hal yang berharga itu, yang tertinggal hanya penyesalan... Kenapa waktu itu aku tidak melindunginya?"

"Oh, kalau begitu maaf." ujar Hime buru-buru. "Pacar sensei? Pasti wanita yang sangat cantik yah?" pikir gadis asal, lupa kalau orang di depannya ini penyuka sesama.

"Sudah nggak ada ya.." Hime menundukkan kepalanya, tersenyum. Hime mengelus pela pipinya yang entah kenapa, terasa perih kembali. "Hmm... Payah nih." gumamnya dengan suara kecil.

Quote :

"Oh, kalau begitu maaf." ujar Hime buru-buru.

"Sudahlah, nggak apa-apa. Yang sudah terjadi nggak bisa dibatalkan toh? Dan masa aku harus nangis tiap kali dia disebut-sebut... Nggak lah..."

Quote :

"Hmm... Payah nih." gumamnya dengan suara kecil.

"Apanya yang payah?" tanya Kazu mendadak.

Hidekazu Kaishou wrote:

"Apanya yang payah?" tanya Kazu mendadak.

"Nggak," jawab Hime cepat, "bukan apa-apa^^" lanjutnya tersenyum.

"Hmm... Sensei nggak mau pakai sesuatu? Dari pada seperti itu." Hime menunjuk gurunya yang masih pakai boxer. "Nggak enak diliat. Kalau mau seperti itu di HC aja." Hime tersenyum.

Gadis itu kemudian meraba baju lolita disebelahnya (?). "Sudah kering nih! Mau pakai?"

Quote :

"Hmm... Sensei nggak mau pakai sesuatu? Dari pada seperti itu." Hime menunjuk gurunya yang masih pakai boxer. "Nggak enak diliat. Kalau mau seperti itu di HC aja." Hime tersenyum.

Gadis itu kemudian meraba baju lolita disebelahnya (?). "Sudah kering nih! Mau pakai?"

"Geh...makasih deh... Mendingan ganti baju yang baru aja..." kata Kazu sambil merangkak menjauh dari Hime. "Baju seperti itu...lebih bagus dipakaikan ke Azuma atau Hiino saja!!!"

"Azuma?" ulang Hime, walaupun pernah dua kali bertemu dengan pemuda manis itu Hime belum mengenal namanya. Hime kemudian membayangkan Hiino, seorang Student Agent dari Dangerous Ability, mengenakan kostum seperti ini.

"Kalau Hiino-kun mau, boleh!" sahut Hime antusias, tidak ada rasa takut pada murid dangerous bahkan seorang Student Agent, sebodo tuing, pikirnya.

"Hee.. Tapi akhir-akhir ini aku jarang bertemu dengan bocah itu."

Quote :

"Kalau Hiino-kun mau, boleh!" sahut Hime antusias, tidak ada rasa takut pada murid dangerous bahkan seorang Student Agent, sebodo tuing, pikirnya.

"Hee.. Tapi akhir-akhir ini aku jarang bertemu dengan bocah itu."

"Nggak harus dia mau juga...kita paksa saja..." kata Kazu sambil tertawa setan. "Mau kerja sama? Kufufufufu..."

Kazu pun...mulai keluar dark-sidenya.

"Boleh!" Hime tertawa geli, "hmm.. Imbalannya jangan lupa, Sensei." lanjut Hime tersenyum. "Walaupun nggak ada yang aku kuinginkan." batinnya.

"Bagaimana^^?"

"Imbalannya...mau apa?" tanya Kazu pasrah. "Voucher gratis di Host Club mau? Buat seminggu... Gratis makanan dan minuman..."

Dan dia membayangkan si bocah yang pernah ditemuinya itu dalam seragam lolita.

'Life is...WONDERFUL!'

Hidekazu Kaishou wrote:

"Imbalannya...mau apa?" tanya Kazu pasrah. "Voucher gratis di Host Club mau? Buat seminggu... Gratis makanan dan minuman..."

"Memangnya mampir HC bayar?" pikir Hime. "Voucher.." Hime tampak seperti sedang menimbang-nimbang. "Ke Host Club lagi. Nggak tertarik.." Hime menghela napas, "...tapi kalau dijual mungkin bisa?"

"....." gadis itu terdiam sejenak, "...Ok." sahutnya, melirik Kazu-sen yang membayangkan Hiino memakai baju loli. Di pandangan Hime gurunya tersebut sudah mirip orang gila. "Wah ^^;;"

"Sensei naksir Hiino-kun..?" gumamnya sepelan mungkin agar suaranya nggak terdengar. "Ehem.. Sekarang... Tinggal mencari Hiino-kun aja." lanjut gadis berambut pink tersebut.

Quote :

"Sensei naksir Hiino-kun..?" gumamnya sepelan mungkin agar suaranya nggak terdengar. "Ehem.. Sekarang... Tinggal mencari Hiino-kun aja." lanjut gadis berambut pink tersebut.

"Psyah!" Kazu kaget mendengar gumaman Hime. "Eh, kok tau? Ehm... Maksudnya... Bu...bukan apa-apa sih..."

"......." Hime cuma tersenyum swt, bingung harus mengatakan apa. "...Hiino-kun straight kan?" pikirnya mencoba mengingat-ingat, "Ah, bocah yang satu itu gampang blushing. Mungkin sama cowok pun begitu."

"Ehm, sensei, kalau begitu aku pamit dulu." ujar Hime yang sudah beranjak dari tempatnya semula. "Bye bye^^" senyumnya sambil melambaikan tangan dan keluar.

(out)

"Bye, Hime..." kata Kazu pelan sambil merebahkan dirinya lagi. "Aaah... Tidur lagi ah... Mumpung anginnya enak..."

Dan sekali lagi, guru sedeng itu pun tertidur...

" wew.... guru ini... masih tertidur lelap dalam keadaan seperti ini....." ucap Misaki sambil swt melihat gurunya yang sedang tertidur lagi dengan menggunakan boxer

" sudah ah.. pergi dulu.." ucap Misaki yang lalu menghilang

- out -

"Zzzzz..."

Tanpa menghiraukan sekelilingnya yang sekarang sudah kembali sepi, Kazu pun tertidur...dan ngorok lagi...

Byakuran hanya diam mengamati Kazu-sen dari atas pohon...tampak nggak' terlalu perduli dengan guru sekaligus ketua host clubnya tsb.

".......Ngantuk...."ujarnya pelan sambil mengeluarkan ipodnya dari dalam sakunya,memasukkan eraphone ke dalam telinganya lalu memilah-milih lagu yang ia inginkan.

.....

Tidak lama kemudian,byakuran sudah berada di atas dahan pepohonan sambil sibuk mendengarkan lagu kesukaannya.


Our love had been so strong for far too long,
I was weak with fear that
something would go wrong,
before the possibilities came true,
I took all possibility from you
Almost laughed myself to tears,
conjuring her deepest fears

"Krrr... Nyam-nyam-nyaam..."

Dengkur Kazu terdengar makin keras saja... Pengaruh dia cuma pakai boxer kah?

"....Berisik...."ucap byakuran datar...walaupun dia sudah mengencangkan volume Ipodnya sampai maksimum tetap saja dengkuran Kazu-sen terdengar jelas di telinganya.

Entah karena sudah tidak tahan lagi atau apa,Byakuran mengeluarkan sebuah topeng karet berwujud orang aneh yang menyeramkan dari dalam sakunya yang mirip kantong doraemon menaruhnya di pangkuannya dan kembali merogoh sakunya untuk kemudian mengeluarkan sebuah lem,lem super kuat yang gak' bakal lepas selama beberapa hari.

"...Hup..."

Dengan sekali gerakan,cowok penggemar coklat itu turun dari dahan pohon dan mendekati Kazu-sen yang masih terlelap.

"...Maaf yah....Sensei.."ucap byakuran seraya memakaikan topeng orang aneh tsb ke kepala Kazu-sen.

Spoiler:

Setelah selesai memakaikan topeng tsb ke kepala Kazu-sen,dengan langkah tenang byakuran berjalan menjauh dari gurunya tsb.

"...Topeng spesial yang aneh....bisa gerak-gerak sendiri lagi...."ujarnya seraya berjalan mengikuti jalan setapak yang akan menuntunnya keluar dari Woods.

[out]