Di tepi sungai...

"Gagal..." igau Kazu, dan matanya terbuka sebentar.

Dia meliriki satu persatu anak-anak di sekelilingnya.

Dan...tidur lagi, seolah tidak menghiraukan mereka.

Hime cuma cengar-cengir aja melihat gurunya mengigau. "Iya, nanti waktu difoto jangan lupa senyum ya, Sensei. Hehehehe.."

kira-chan wrote:

Kira hanya diam saja kepalanya diusap-usap oleh Hime.. Sensei jadi lucu juga yah didandanin.. Hihihihi... Batin Kira melihat Kazu-sensei didandai oleh Hime.

"Umm.. Boleh ikutan dandanin sensei nggak?? Kayaknya asyik...", tanya Kira malu-malu kepada Hime..

"Boleh banget.." jawabnya tersenyum.

Misaki'chi' wrote:

" hehe.. bagus tuh... ehm.. Hime.. bawa perlengkapan lain nggak..?" tanya Misaki sambil nyengir

"Peralatan ya...?" Hime mengeluarkan seluruh isi tasnya, berantakan. Yang ada cuma beberapa minuman kaleng dingin, sebuah topeng yang dipungutnya di tree house dan beberapa benda lain.

".....Lipgloss doank kayanya.." sahut Hime. "Gampang deh. Ada daun sama ranting juga.." lanjut Hime ga nyambung.

" um.. kalau begitu.. sebsntar.." ucap Misaki yang menghilang itu.. setelah beberapa menit, Misaki kembali ke tempat itu dengan membawa sebuah kotak besar yang langsung ia berikan kepada Hime

' ini... alat make-upnya..' bisik Misaki kepada Hime sambil menyerahkan makeupbox itu kepada Hime

" hehe.." tawa Misaki kecil

"Hihihi.. Kasih eyeshadow warna item.. Entar kita liat Kazu-sensei kalau gayanya diubah jadi gothic-gothic gitu.. Terus jangan lupa kasi lipstik warna tua.. Kalo perlu item sekalian..", Kira memberi usul kepada Hime, karena melihat baju yang akan dipakaikan kepada Kazu-sensei.

Kyaknya kita kurang ajar banget sama Kazu-sensei yah...?? Batin Kira melihat kelakuan mereka dan dirinya sendiri..

Misaki'chi' wrote:

" um.. kalau begitu.. sebsntar.." ucap Misaki yang menghilang itu.. setelah beberapa menit, Misaki kembali ke tempat itu dengan membawa sebuah kotak besar yang langsung ia berikan kepada Hime

' ini... alat make-upnya..' bisik Misaki kepada Hime sambil menyerahkan makeupbox itu kepada Hime

"Set dah... Lengkap semua." Hime tersenyum nyengir setan.

kira-chan wrote:

"Hihihi.. Kasih eyeshadow warna item.. Entar kita liat Kazu-sensei kalau gayanya diubah jadi gothic-gothic gitu.. Terus k=jangan lupa kasi lipstik warna tua.. Kalo perlu item sekalian..

"Ada yang mau makein dia make up?" tanya Hime menginginkan sukarelawan. "Tapi dandaninnya yang cantik, jangan kaya gandrong ato barongsai!" tambahnya buru-buru.

"Hmm... Kupakein kostumnya dulu deh!"

.....

Tak lama kemudian, Hidekazu Kaishou, pemilik Smoke Alice dari laten ability, seorang wali kelas A - Senior High, sudah mengenakan pakaian loli dengan renda disana-sini.

Spoiler:

"......." Hime menatap gurunya. Terpana. "K-keren!!" Hime tertawa geli, memegangi perutnya yang sakit. "Sekarang make up nya.. Ada yang bersedia? Hehehe..."

" A.. aku.." ucap Misaki sambil mengacunbgkan tangan

" dulu aku pernah mengalami hal seperti ini sih.." ucapnya smabil nyengir

" hmm... eyeshadow.. check... lipstik.. cek.. blush-on... cek.... eyeliner.. cek... Maskara.. cek..." ucap Misaki sambil memoles wajah Kazu dengan berbaagi perlengkapan make-up

" u. uwa.... ca.. cantik seali..' ucap Misaki tertawa geli melihat Gurunya

Kira melihat Kazu-sensei yang memakai baju loli. "Wauw.. No comment.. Aku.. Aku mau nambahin lagi make up-nya.. Boleh kan??", Kira dengan semangat mengambil beberapa kosmetik yang ada dan mulai mendandani Kazu-sensei seperti profesional yang sedang mendandani artis.

Setelah beberapa setengah jam kemudian, Kira selesai mendandani Kazu-sensei dan hasilnya.. KEREN BANGET.. Kazu-sensei jadi tambah cantik.. "Fuh.. Sudah lama aku nggak dandanin orang jadi keren kayak gini.. Dulu aku sering dandanin temen-temen aku yang mau kencan sama cowok mereka. Kangen juga sama hal begituan.." Batin Kira yang melihat hasil riasannya itu.

"Keren! Keren!" ujar Hime girang dan mengarahkan kameranya pada Kazu-sen yang udah henshin tersebut, "...mirip banget!!" lanjut Hime yang memotret Senseinya.

"Mirip Badut Monas!"

Hime tersenyum nyengir. "Dapet foto bagus!" Hime kembali tertawa. "Duhh... Pedo, suka sesama, tapi...kalau dipakein baju cewe lumayan juga. Hehehe.." senyumnya yang mulai lupa dengan rasa sakit pada pipinya yang tersebut.

Kira penasaran dengan foto hasil jepretan Hime. "Hime-sama, mau liat fotonya dong.. Boleh nggak??", tanya Kira karena sangat amat penasaran dengan foto tersebut. Namun Kira melihat sekitar woods dan sadar bahwa Hime-sama menghilang begitu saja.. "Wew.. Hime-sama ngilang cepet banget.. Hah.. Yaudah lah.. Kapan-kapan aja.. Jalan-jalan ke tempat lain ah.." batin Kira setelah melihat kalau di tepi sungai sangatlah sepi.. Kira pergi meninggalkan Kazu-sensei yang masih lengkap memakai baju loli dan make up yang masih bagus.

--out--

" wew... kawaii.. Hime.. nanti minta fotonya ya.. aku fotokopi.. terus kusebarkan kepada orang akademi.. tapi kalau sensei tidak mau.. dia harus membayarku.. hehe.." ucap Misaki kepada Hime dengan senyum setanya

Kuri (yang memang pada dasarnya selalu bergerak bagai angin alias ga ada tujuan) kebetulan melewati tempat tersebut.

Ia melihat Kazu musuh bebuyutannya (?) mengenakan baju loli. Dan untuk pertama kalinya, Kuri tertawa terbahak-bahak seperti dikelitikin habis-habisan.

Ia jatuh bergulingan di lantai sambil menunjuk ke arah Kazu dengan wajah merah (karena tertawa) dan mata yang menangis.

"Si-siapa itu?!" ujarnya di sela tawanya yang tak berperasaan sama sekali.

Quote :

"Si-siapa itu?!" ujarnya di sela tawanya yang tak berperasaan sama sekali.

" Kazu.. sensei... cantik bukan..?" tanya dan jawab Misaki kepada uri sambil masih tertawa

"Aku mungkin akan merasa sangat menyesal untuk mengatakan ini, tapi memang perlu kuakui dia telah menjadi sangat lumayan," jawab Kuri sambil menyeka air matanya.
"Meskipun gaya gothic loli bukan kesukaanku. Tapi yah... Mengubah image memang diperlukan sekali-sekali."

"Oh ya, kamu tidak mau didandani juga?" tanyanya kemudian kepada Misaki. Kuri memasang senyum manis bagai anak kecil.

"Aaa~ Kurikuri~ Misaki-chan!" Makoto melirik Kazusen.
"Hwa!" Makoto terjatuh dengan muka kaget.
"A..apa..apaan itu..." Makoto kaget.

"Itu adalah salah satu mahkluk tereksotis yang pernah kulihat," ujar Kuri jujur, seolah-olah berusaha menjawab pertanyaan Makoto. "Dan, selamat siang Makocchi."

"Waaaah ^^;" Makoto cuma swt.
"Kalau sensei marah, gimana kurikuri?"

"Aku tidak bertanggung jawab," jawab Kuri seadanya dengan nada tegas. "Aku sama dengan Makocchi, baru datang."

"Tadi aku sempat kesini sih" kata Makoto.
"Tapi Sensei masih bersih, masih bangun, pula" kata Makoto

Kuri mengangguk pelan dan membentuk huruf O dengan mulutnya tanpa mengeluarkan suara apapun.

"Makocchi kenapa tidak berpakaian seperti itu?" tanyanya kemudian. "Kurasa akan cocok untuk Makocchi."

Quote :

"Oh ya, kamu tidak mau didandani juga?" tanyanya kemudian kepada Misaki. Kuri memasang senyum manis bagai anak kecil.

" ah.. tidak.. aku tidak suka seperti itu... pekerjaanku disiini hanya sebagai perias kok..." jawab Misaki panjang lebar dengan expresi datar

" kamu sendiri... mau..didandani...?" tanya Misaki kepada Kuri sambil meamndang Kuri dari ujung rambut sampai ujung kaki

"Eh? Aku sih..." Makoto senyum.
"Ga akan cocok, deh" kata Makoto.

Quote :

" kamu sendiri... mau..didandani...?" tanya Misaki kepada Kuri sambil meamndang Kuri dari ujung rambut sampai ujung kaki

"Tergantung," jawab Kuri santai, masih memasang senyum manis yang makin lama sedikit berubah menjadi senyum mencurigakan, meskipun matanya tampak biasa-biasa saja dan tidak menandakan ada yang disembunyikan.

"Kalau harus memakai rok, aku tidak mau," lanjut Kuri. "Kalau harus memakai baju yang menyulitkanku untuk bergerak, aku juga tidak mau."

Quote :

"Eh? Aku sih..." Makoto senyum.
"Ga akan cocok, deh" kata Makoto.

"Tidak juga," Kuri menepuk pundak Makoto. "Belum dicoba kan?"

"Eh...Aku nggak yakin...berhasil" kata Makoto swt.
Kuri yang ini sangat sukar dihadapi.

" ehem.. Makoto juga mau coba..? Hime-san kelihatanya masih punya banyak baju tuh..." ucap Misaki yang mengalihkan pandanganya ke Makoto

"Kamu pesimis ya?" gumam Kuri. Ia tampak masih ingin memaksa Makoto, namun niatnya ia urungkan dan ia menggigit bibirnya untuk membungkam diri sendiri.

Sekali-sekali ia menjilati bibirnya itu sendiri berulang-ulang. Sudah suatu kebiasaan.

Kuri lalu beralih pada Misaki.

"Aku Kuri," ujarnya pada Misaki. Ia lalu menunggu balasan dari Misaki.