[event] Final Resting place

Byakuran yang otaknya lagi 'korslet' gara2 kebanyakan nyasar beberapa bulan ini mengambil Ipod kesayangannya dari kantongnya...

"...Ok..."

Jemarinya bergerak lincah di badan pemutar musik portable yang ada di genggamannya..lalu....setelah memilih sebuah lagu...Byakuran terdiam...menghayati lagunya mungkin...dan tanpa sadar...ia bersenandung pelan....mungkin...

Loved ones back home all crying ’cause they're already missing me
I pray by the grace of God that there's somebody listening
Give me a chance to be that person I wanna be
Oh Lord I'll try so hard but you gotta let go of me

Quote :

ia tertunduk lemas dan kaku , ia menangis ..
namun .. mungkin tidak ada seorangpun yang mengetahui.. karena ia
menangis dengan wajahnya yang terlihat kebawah sambil menunduk

Matanya yang terpejam perlahan-lahan terbuka begitu Ia melihat Misaki yang tertunduk kaku beberapa meter darinya....

"..MIcchan....?"

Hiino hanya menunduk lemas. Kuripura menepuk pundaknya dan ia mulai tenang. Ia tetap duduk di samping nisan Neeve. Bagai di kasur sendiri saja.

Remaja itu tetap diam disana, walaupun tidak menangis lagi.



Oot buat Kaze yg kayaknya baca : PUAS ?

" .. Ayah.. Ibu... " ucap Misaki dengan suara pelan , ia msaih tertunduk lesu ... air matanya pun masih mengalir.. Bahkan ia tidak menyadari kalau Byakuran melihat dirinya... ingatanya pun masih penuh dengan kematian kedua orang Tuanya

Chiaki beranjak ke arah makam Tomoyo dan Azure.

"Mereka berdua juga..."

Chiaki meletakkan beberapa tangkai bunga yang tersisa di atas kedua makam tersebut. Dia menundukkan kepalanya dan mulai berdoa untuk arwah mereka berdua.

"Semoga tidak ada lagi yang bernasib sama seperti mereka ini... Sebab..." Chiaki menengok ke arah beberapa orang yang terlihat muram di tempat itu.

"Tidak ada yang menginginkan kematian, iya 'kan?" batinnya sambil berusaha untuk tersenyum kecil, walaupun terasa sangat berat di dalamnya.

Kira yang baru mengetahui bahwa Neeve meninggal langsung buru-buru mengunjungi pemakaman Neeve sambil membawa bunga. Kira jongkok disebelah makam Neeve dan berdoa.

"Semoga kau diterima di sisi-Nya.." batin Kira.

Setelah selesai berdoa dan menaruh bunga, Kira langsung pergi meninggalkan makam Neeve.

--out--

Raichito yg baru menyadari makam semakin ramai, akhirnya menyingkir dan mempersilahkan yg lain agar lebih dekat dgn makam neeve.

Dgn langkah yg sangat berat, perlahan ia menyingkir. Ia tak sanggup melawan kenyataan yg pahit yg terus menyakiti hatinya, yg membuat air mata tak henti2 nya mengalir.

"neeve... Maafkan aku atas kejadian waktu itu...", ucapnya pelan dan lirih.

Lalu ketika ia melewati pemakaman, tak sengaja ia melewati makam yg bertuliskan azureghost dan tomoyo.

Ia bermaksud menghampirinya walau tak yakin dirinya kenal mereka atau tidak.

"semoga kalian berdua juga tenang d alam sana...", ucapnya sekaligus.

Lalu raichito melangkah keluar dgn langkah yg berat.

(Out)

Misaki masih tertunduk lemas dengan air mata yang bercucuran.. Ia menangis.. tapi bukan sekedar karena kematian Neeve, tapi juga karena suasana seperti ini hampir sama saat penguburan kedua orangtua-nya.. Orang-orang membawa bunga .. dan meletakan bunga tersebut di kuburan...air yang keluar dari matanya semakin deras.. ia-pun terlihat shock .. karena trauma..

" ..Ayah.. Ibu.. jangan pergi..." batin Misaki dengan wajah yang basah karena air matanya

Kazu yang datang tak diundang pulang tak diantar baru saja keluyuran tidak jelas ke mana nyasar ke tempat dia biasanya ber-emo ria, pemakaman.

Dan, dia pun menemukan semua orang mengelilingi salah satu makam, dan dilihatnya Hiino berserta Misaki tengah bermewek ria nangis.

Sejenak dia tidak bereaksi, tapi matanya menunjukkan kalau dia paham apa yang terjadi di sana. Ya...satu jiwa telah...kembali meninggalkan dunia ini.

Dia pun tersenyum pahit, dan memikirkan apa yang dikatakan 'orang itu' mengenai kematian.

"Ah iya... Benar juga... Tidak pernah ada jiwa yang menghilang... Mereka hanya melanjutkannya ke tahap berikutnya... Meninggalkan Path of Human ini menuju Path of Heaven..." kata Kazu dengan cukup keras sambil menepuk tangannya sendiri. "Hmm... Kalau tidak salah seperti itu..."

Lalu dia pun menatap Misaki dan Hiino yang masih menangis.

"Ya...menangislah sampai kalian puas...karena air mata sama sekali tidak berarti kelemahan..."

Lalu dia menoleh ke Byakuran.

"Hooi... Cewekmu nangis tuh... Hibur dia..."

Misaki yang masih menangis itu mencoba untuk berdiri, tapi air matanya masih bercucuran.. dan sekarang wajahnya yang tengah menangis itu sudah pasti terlihat jelas oleh semua orang

" ... Ayah.. Ibu... dan.... Neeve..." ucap Misaki pelan, ia lalu mencabut beberapa bunga disekitar sana dan lalu menaruhnya di kuburan Neeve

" .. semoga berbahagia di surga..." lanjut Misaki yang masih menangis itu tanpa menoleh

"..."

Kazu terdiam, lalu terlihat berpikir sejenak sebelum membuka mulutnya.

"Tidak ada yang menghilang... hidup ini akan selalu terulang ya..."

Lalu dia pun menghampiri makam Neeve dan menepuk batu yang dingin itu.

"Meskipun aku tidak terlalu kenal...tapi...semoga kita bisa bertemu lagi...di kehidupan berikutnya..."

Di saat semua orang sedang berkabung, Kuri yang datang hanya karena ia adalah Student Agent tampak mulai gusar karena bosan.

Tiba-tiba ia membuka mulut dan mulai bernyanyi, "Disini senang, di sana senang, di mana-mana hatiku senang~"

Lagu ceria yang dinyanyikannya dengan suara kecil itu tampak kontras sekali dan tetap terdengar kemana-mana meskipun volumenya di setel kecil.

Quote :

Kuri melihat ke arah Makoto dan tak dapat menahan senyumnya lagi. Ia tampak sumringah sendiri di antara aura-aura kelabu.

"Hai, Mako-chan," sapanya kembali. "Teman Mako juga sudah meninggal?"

Tanpa menunggu jawaban Makoto, Kuri melanjutkan, "Aku tak mengenal satupun yang di makamkan disini."

"Aku nggak kenal, sih. Tapi disuruh guru cerewet...aw aw!" Makoto dijewer si guru.
"Kozuki! Jangan sembarangan mengatai guru ya!" kata sang guru.
"Sakiit!" Makoto jerit.

Makoto memerhatikan Kuri menyanyi, Misaki menangis, begitu juga dengan Hiino.

"Uh, berhubung urusanku udah....Aku pergi dulu ya!" Makoto ngacir menggendong Skittynya yang tadi turun untuk mengendus-endus bunga.

[out]

Kuri melihat Makoto pergi. Dalam hati ada keinginan untuk menyusul. Tapi karena gelarnya, ia jadi tidak enak untuk pergi.

Seperti ada barrier tak terlihat yang mengekangnya--mengontrol segala tingkah lakunya.

Quote :

" ... Ayah.. Ibu... dan.... Neeve..." ucap
Misaki pelan, ia lalu mencabut beberapa bunga disekitar sana dan lalu
menaruhnya di kuburan Neeve

" .. semoga berbahagia di surga..." lanjut Misaki yang masih menangis itu tanpa menoleh
_________________

"......Misaki..."

Byakuran hanya diam melihat Misaki dari kejauhan...Ia ingin menghiburnya tapi..Ia tahu...saat-saat terbaik untuk mengenang adalah saat mereka menangis..

...Cis...

Ia hanya diam sambil mendengarkan IPODnya...menunggu MIsaki menyelesaikan tangisannya....

Kuri yang merasa keberadaannya hanya akan merusak suasana, akhirnya tidak tahan lagi.

Ia berjalan resah ke arah Hiino, mengangguk pelan seakan-akan melapor, lalu berjalan dengan gaya menari-nari keluar dari tempat pemakaman itu.


(oot: ga tau cara deskripsiinnya, pokoknya jalannya sedikit lompat2 lalu tangannya di ayun-ayunkan)

[out]

Mendengar Kuri yang menyanyi dan cara jalannya yang melompat-lompat tersebut membuat Hime tersenyum geli.

"Kematian nggak harus identik dengan perasaan sedih kan, Neeve? Toh kalau aku jadi kamu, melihat orang yang sedih dengan kepergian kita pun akan sama menyakitkannya juga." ujar gadis itu tersenyum dan berkata dengan suara pelan.

"Tomo dan Azure juga, pasti sedang istirahat dengan tenang ya? Baik-baik sama mereka, walaupun salah satu diantaranya cukup..." gadis itu diam sejenak dan tampak berpikir, "yah.. Kalau disana makan banyak lolipop pun giginya nggak akan habis. Hehe.."

Hime kemudian melirik Misaki sesaat, "...nangis. Dekat dengan Neeve yah?" pikirnya nggak tau apa-apa. "....." Hime menguap kecil, menahan kantuknya. "Kalau tidur seperti mereka ini, gimana rasanya yaa..?" gadis berambut panjang ini terus mengamati 3 kuburan dihadapannya, "..nggak akan tau sebelum giliranku nanti sih? ...Sudahlah."

(out)

sudah kuduga...

shinigami sialan....

"phew... satu orang mati lagi..." kata sefron sambil memandang kuburan NV. ia menghela nafas sambil mengambil bunga yang ada disamping pohon kamboja. kemudian ia meletakkan bunga tersebut dia atas makam orang yang pernah ia cintai dan makam ajur.


"Rest in peace ya.."

"eh? ini siapa?"

"HERE LIES NEEVE MOUNSIER" sefron membaca tulisan di kuburan tersebut.

"who the hell....gw kagak kenal.."

"but aniwai.. nih bunga buat lo juga..." kata sefron sambil menaruh bunga diatas makamnya.

Byakuran hanya diam melihat Sefron yang menaruh bunga di makam-makam yang ada disana..Ia tidak begitu tertarik pada cowok itu semenjak kejadian di 'perpustakaan' berhari-hari yang lalu..

Tidak lama lagi..mungkin aku akan seperti mereka.... Byakuran membatin,Ia memalingkan bola matanya yang berwarna biru itu ke makam Neeve...menatapnya dengan pandangan kosong..

Chopin satu per satu melihat orang-orang berdatangan mengunjungi pemakaman. Ada yang mengunjungi makam Neeve Mounsier, murid yang sudah tiada itu dan ada juga yang mengunkungi murid lainnya yang terkubur disitu.

"Hmm...coba saja orang-orang ini tidak meninggal, mungkin...semua masih dapat menjadi bahagia..." Pikir Chopin sambil melihati orang-orang, beberapa ada yang sedih dengan kepergian mereka.

"Kalau ada yang menolong...mungkin..." Gumam Chopin kepada dirinya sendiri.

Chopin melihat seorang lelaki yang datang ke pemakaman, sepertinya ia adalah seseorang yang ia kenal. Tak lama, ia pun ingat bahwa lelaki itu bernama Sefron. Ia mengenalnya dari Tree House, waktu dulu sekali.

"Umm...Sefron bukan?" Tanya Chopin, mendekati Sefron.

akan ada beberapa orang lagi kan...

ini gara-gara gw...

sial...

seandainya...

sefron membatin dan membenturkan kepalanya ke pohon kamboja terdekat dan membuatnya berbunyi keras "BAAKKK.... BUUKKKK....DRAAAKKK.."


"eh?" sefron terkejut karena chopin tiba-tiba menyapanya

"...ng...iya..." kata sefron dengan suara parau kearah chopin


hhhh.......life sucks

mereka begini gara-gara gw...

Quote :

sefron membatin dan membenturkan kepalanya ke pohon kamboja terdekat dan membuatnya berbunyi keras "BAAKKK.... BUUKKKK....DRAAAKKK.."

Byakuran menoleh ke arah Sefron,menatapnya tajam...

"...Jangan berisik di Pemakaman..."ujarnya tanpa melepaskan matanya dari Cowok berambut putih tsb..

Quote :

Byakuran menoleh ke arah Sefron,menatapnya tajam...

"...Jangan berisik di Pemakaman..."ujarnya tanpa melepaskan matanya dari Cowok berambut putih tsb..

"suka..suka.. gw.. donk.. tukang bully di perpus.." ucap sefron ketus ke byakku

Quote :

"suka..suka.. gw.. donk.. tukang bully di perpus.." ucap sefron ketus ke byakku

Byakuran menggeleng pelan,

".....Yang membutuhkan ketenangan bukan saya..."

Ia mengalihkan pandangannya pada Makam Neeve,Azure,dan tomoyo...menatapnya dengan tatapan kosong sebentar lalu kembali memalingkan matanya pada Sefron.

"...Tapi mereka....."

Chopin melihat ke arah dua lelaki yang sepertinya akan berantem, bila tidak dihentikan. Tetapi, entah, ia tak punya keberanian untuk melakukan itu.

"Hah...Aku takut kalau mereka tiba-tiba berantem..." Pikir Chopin bingung.

Chopin melangkah ke arah pintu masuk pemakaman. Ia melihat balik orang-orang disana, melihati mereka beberapa saat.

"Aku akan membuat perubahan! Lihat saja!" Pikir Chopin, bertekad keras. Sepertinya ada niat di dalam dirinya untuk melakukan sesuatu entah apa. Ia pun berlari keluar dari pemakaman.

[Out]

OOT: sapa yg mau ribut siiii???

"yaudah siihh...." kata sefron penuh esmosi kepada orang yang pernah membullying dirinya di perpus.

"............................" sefron terdiam sesaat dan duduk didekat pohon kamboja tersebut.