The End of Eanae part 2

Eanae tampak ingin sedih juga, tapi memaksakan senyum demi Chisa.

"Aku pasti inget terus kok sama Chisa," ujarnya. "Chisa juga inget terus sama aku kan?"

Eanae lalu melepaskan kalungnya yang berbandul cincin, melepas cincin itu dan memberikannya pada Chisa.

"Ini, buat Chisa aja. Ini controllerku, tapi aku kan tidak perlu lagi," Eanae berusaha tersenyum. "Sekarang aku ga harus takut dikejer golok ibuku lagi."



Tiba-tiba perawat yang tadi memeriksa Eanae masuk kembali ke ruangan.

"Oh? Sudah baikan ya?" ujar perawat itu lega. "Syukurlah. Tapi magnetism itu memang sedikit mengerikan ya. Efek radiasiya mengganggu kerja sel otakmu."

Perawat itu lalu duduk di sebelah Eanae dan memegang kening anak itu.

"Setidaknya tanpa alice itu sekarang kamu tidak kesakitan lagi," kata perawat itu dengan nada berusaha menghibur.

Eanae diam.

"...Aku tidak pernah menganggap aliceku ini penyakit kok," ujarnya. "Malah aku senang punya alice ini. Jadi aku punya kesempatan masuk ke sekolah ini meskipun cuma sebentar."

Perawat itu tersenyum.

"Apapun itu, sebaiknya kamu menuju kamarmu dan mengepak barangmu setelah kamu sembuh."

Wanita itu lalu pergi meninggalkan ruangan.


Eanae menatap pada Himesa.

"Senior, padahal aku masih ingin disini dan belajar lebih banyak lagi dibawah bimibingan senior." ucapnya getir.

Lalu Eanae beralih ke arah Chisa, "Sepertinya aku sudah harus bersiap-siap untuk pergi nih."

Himesa hanya tersenyum & mengelus kepala Eanae.

"jangan lupakan aku & pacarmu ini yah, kalau ingin meninggalkan akademi" ujar Himesa, hampir menitikkan air mata.

"kau juga, tabah ya Chisa chan" kata Himesa menghibur Chisa

"2 lagi, Eanae..."

Himesa mengeluarkan 2 benda dari sakunya, kaleng bekas&shuriken

"ini kaleng yg pernah kau terbangkan ke kepalaku" tawa Himesa.

"yang shuriken kau simpan ya.

Walaupun kau akan meninggalkan akademi, special ability akan tetap berjuang"

Eanae tersenyum lebar dan tertawa, "Special Ability FTW!"

Ia meraih shuriken itu dari tangan Himesa.

"Makasih banyak ya, senior."

Lalu ia berjalan keluar dari ruangan, "Bye. Aku... harus siap-siap pergi."

Himesa memandang kepergian Eanae

sudahlah.toh manusia memang ada saatnya untuk berpisah

Himesa tersenyum pasrah
Lalu ia beralih ke Chisa

Himesa hanya memperhatikan Chisa...

POK

Himesa memukul pundak Chisa & tersenyum. Maksudnya ingin menghibur

Azure yang baru saja kembali ke rumah sakit tidak sengaja bertabrakan dengan Eanae di koridor.

"Ngg...sudah mau pergi ya.....?"gumamnya perlahan sambil memandangi raut wajah eanae yang tampak pucat.

Eanae mengangguk pelan.

"Harus ke kamar dulu dan beres-beres," ucapnya.

Lalu ia melangkah pergi.

[out]

"Hngg..sebaiknya jalan-jalan sebentar kali ya...."gumam Azure sambil memandangi Eanae yang berjalan perlahan menuju pintu keluar.

[Out]

Chisa masih terbengong. Lalu dia tersenyum.
Saat Eanae mulai berjalan keluar, Chisa berteriak. "Sampai ketemu lagi ya!"
Lalu Chisa pun berjalan keluar hospital.

[out]

Chisa memang tabah....

Gumam Himesa, lalu melompat dari jendela & pergi

[out]