Tree House (lanjutan dari Nganggur Habis Ujian ^^; )

Quote :

"Masih ada orang ya di atas?" tanya Ryuen sambil melihat ke atas rumah pohon.

"Bukan 'orang'. Dia Kanachan," celetuk Nauka. "Dan dia milikku."

"Berisik tahu........." Amon terbangun dari tidurnya.

Yang dilihatnya adalah seorang yg tak dikenal dirumah pohon itu(Kaname),

"Siapa kau?" tanyanya.

"Mana si anak hiperaktif itu......."

Nauka lalu mengulurkan tangannya pada Ryuen.

"Yuk! Naik ke atas saja," ujarnya. "Daripada di bawah."

"Anak kelas special, Kaname." Jawabnya begitu ditanya 'siapa'.

"Anak hiperaktif? Nauka-san?" Tanyanya ke Amon, lalu menunjuk ke bawah.

Kaname tidak mendengar kalimat terakhir yang dilontarkan Nauka.

Nauka wrote:

"Bukan 'orang'. Dia Kanachan," celetuk Nauka. "Dan dia milikku."

"Mi-milikmu?" ujar Ryuen yang sedikit kaget.

"Maksudmu di atas ada pacarmu?" tanya Ryuen sambil menunjuk ke atas.

Quote :

Nauka lalu mengulurkan tangannya pada Ryuen.

"Yuk! Naik ke atas saja," ujarnya. "Daripada di bawah."

"Oh...ok..." setuju Ryuen yang kemudian meraih tangan Nauka dan menuju ke atas dan tiba di rumah phon tersebut.

Di sana dia bertemu dengan beberapa orang lainnya dan salah satunya adalah, Ayuri.

"Weks! Ayuri?!!" kaget Ryuen melihat Ayuri ada di sana juga.

"Ah ya,Si Nauka itu......." gumam Amon.

"Jadi kau...........sedang apa disini?...." tanya Amon kembali.

"Jangan bilang kau diculik olehnya,...." Amon menunjuk Nauka.

Quote :

"Maksudmu di atas ada pacarmu?" tanya Ryuen sambil menunjuk ke atas.

"...Bukan," jawab Nauka. "Milikku disini adalah... ah sudahlah. Susah untuk dijelasin."

Setelah naik ke atas, Nauka melihat Amon yang telah bangun.

Ia menunjuk ke arah Amon dan berkata pada Ryuen, "Nah, yang itu juga. Dua-duanya imut kan?"

Entah apa maksud Nauka.

"Kamu lebih suka yang mana, Ryuen?"

Quote :

"...Bukan," jawab Nauka. "Milikku disini adalah... ah sudahlah. Susah untuk dijelasin."

"Hah?" bingung Ryuen yang semakin menjadi.

Akimoto Amon wrote:

"Jadi kau...........sedang apa disini?...." tanya Amon kembali.

"Heh? Maksudmu aku?" tanya Ryuen kepada Amon.

Quote :

"Jangan bilang kau diculik olehnya,...." Amon menunjuk Nauka.

"Uh...tidak kok...Jangan2 justru kau yang diculik ama dia ya?" tanya balik Ryuen.

Quote :

Ia menunjuk ke arah Amon dan berkata pada Ryuen, "Nah, yang itu juga. Dua-duanya imut kan?"

Entah apa maksud Nauka.

"Kamu lebih suka yang mana, Ryuen?"

"Hah, apa maksudmu? Imut? Kau bicarain apa sih?" tanya Ryuen yang semakin bingung dengan pertanyaan anehnya Nauka.

"Apa maksudmu haa?" Balas Amon refleks ke Nauka.

"Terus siapa lagi itu........" ucapnya sambil menunjuk Ryuen.


OOT: yg tadi ditanya itu kaname.

"A- ah... Kurang lebih..." Ujarnya ke Amon, mengingat ada robot yang tiba-tiba menariknya menuju rumah pohon ini.

Kaname menatap Ryuen, "Siapa ya...?"

Quote :

"Uh...tidak kok...Jangan2 justru kau yang diculik ama dia ya?" tanya balik Ryuen.

"Aku ga nyulik siapa-siapa kok," protes Nauka sambil monyong.

Quote :

"Apa maksudmu haa?" Balas Amon refleks ke Nauka.

"Hehehe, Amon memang imut," tawa Nauka geli.

Ia lalu memeluk Amon DAN Kaname. "Aku senang bisa berada bersama kalian berdua."

Ryuen memandang Nauka dan 2 orang yang tidak ia kenal dengan ber-swt.

"Kalian...akrab ya?" ujarnya sambil tersenyum yang jelas sekali terlalu memaksa.

"Lepas..." Amon melepaskan tangan Nauka.

"Sekarang apa maksudmu membawa mereka kesini,hah?" Sekali lagi AMon bertanya ke Nauka.

"Uuh...! Lepas!" Seru Kaname yang meronta-ronta untuk dilepas, ia kurang begitu suka bila dipeluk seperti itu.

"Memangnya kakak imut ini ngapain di sini?" Tanyanya ke Amon, yang memberi nama seenaknya berdasarkan kalimat Nauka.

"Jangan panggil dengan kata Imut,Lucu,atau sejenisnya......." tegas Amon ke Kaname,

"Juga jangan ikut-ikutan si Hiperaktif ini....." Kali ini menatap Nauka.

"Jadi kalian berdua juga korban seretan tuh Nauka?" tanya Ryuen kepada Amon dan Kaname sambil ber-swt.

Quote :

"Sekarang apa maksudmu membawa mereka kesini,hah?" Sekali lagi AMon bertanya ke Nauka.

"Mm? Bukannya lebih bagus kalau ada makin banyak bala bantuan?" Nauka balik bertanya.

"Lagipula, Ryuen sepertinya juga akan tertarik dengan rencana kita."

Lalu Nauka melirik ke arah Kaname.

"Kalau Kanachan... Yah, memangnya tidak boleh ya Kanachan ikut?" tanya Nauka pada Amon sambil memasang tampang puppy-eyes.

"Habisnya dipanggil apa?" Tanya Kaname ke Amon.

"Seretan? Kalau diculik pakai robot-robotan disebut seretan berarti 'iya'," jawabnya ke Ryuen.

"Ribet juga masuknya," Hime terus berjalan di dalam hutan, "errhh... Tree House..." matanya mencari-cari hingga Hime menemukan sebuah pohon yang besar lalu mendongak ke atas.

"..Ini ya?" pikirnya, "..ada suara-suara sih di dalam. Tapi kalau salah tempat... Lagipula katanya hutan ini isinya makhluk-makhluk aneh semua?"

"........" Hime diam sebentar, "ngg.. Oii!!" teriaknya.

"..."

"Iya, iya. Aku yang salah. Maaf, Kanachan. Kalau kamu tidak suka, kamu tidak usah ikut kok," ujar Nauka akhirnya. "Tapi aku mengharapkan."

"Hee, tapi tadi Nauka-san bilang mau 'main' kan?" Tanyanya dengan polos.

"Kalau mau main, aku mau ikut," lanjutnya.

Hirakuen 'Kurai' Kaname wrote:

"Seretan? Kalau diculik pakai robot-robotan disebut seretan berarti 'iya'," jawabnya ke Ryuen.

"Oh..." ujarnya sambil ber-swt lagi.

Quote :

"ngg.. Oii!!" teriaknya.

"Ng? Ada orang di bawah ya?" tanya Ryuen.

"Ya!! Ada apa?!" teriak Ryuen ke bawah supaya orang yang tadi berteriak mendengar.

Quote :

"Hee, tapi tadi Nauka-san bilang mau 'main' kan?" Tanyanya dengan polos.

"Kalau mau main, aku mau ikut," lanjutnya.

Seketika Nauka langsung tampak hepi lagi.

"Yoi abis!" ujarnya semangat. "Mau main game yang seru banget. Terus di Bos Besarnya juga seru banget loh!"

Nauka lalu melirik ke arah Amon dan tersenyum, "Boleh kan mereka ikut? Lebih asik kalau main bersama kan?"

"Bolehkah aku tanya?"

"Sebenarnya ada apa sih? Kalian pada bicarain apa? game? Big boss? Aku gak ngerti..." ujarnya yang bingung dari tadi karena diajak tiba2 ama Nauka.

Shironeda Ryuen wrote:

Ya!! Ada apa?!" teriak Ryuen ke bawah supaya orang yang tadi berteriak mendengar.

"Eh?" Hime jadi bingung, "apa salah tempat ya??" pikirnya.

"...Maaf, kalau boleh tahu, disana ada siapa saja ya?" Hime kembali berteriak karena malas naik.