Blues Cafe...

Quote :

Nauka mengecup pelan pipi Amon.

".....Homo beneran...."Batin BYakuran tanpa melepaskan pandangannya dari AMon dan Nauka.

Quote :

"Sebut sekali lagi = Mati...."

"Sayangilah hidupmu......" ucapnya sambil memberikan tatapan setan haus darah,

"Duh..duh...orang yang kasar ya...."

Quote :

Hime hanya tersenyum melihat mereka semua. "...Ramai," ujarnya. "Tapi menyenangkan." gumamnya kecil

"..........Menyenangkan....?"gumamnya pelan.

Ayuri hanya meminum kopi susu, tidak mempedulikan apa yang terjadi kepada kedua pasangan lelaki tersebut.

"...Weks. Sudahlah. Toh fotomu yang ciuman dengan Saiga-sensei sudah kusimpan rapi. Aku juga sudah mencetak sebanyak 100 lembar untuk disebarkan ke seluruh sekolah kalau perlu," ujar Nauka sambil mengelus-elus bagian yang terkena kaki Amon.

Nauka lalu beralih pada Byakuran.

"Kita ga homo. Amon tidak ciuman cuma denganku saja kok," jelasnya.

DUK!
Lagi-lagi tanpa sengaja kepala Hime terbentur kaca Cafe. "..Eh," Hime sedikit bengong, "...Amon itu juga homo yah?" ujarnya.

Quote :

"Kita ga homo. Amon tidak ciuman cuma denganku saja kok," jelasnya.

Byakuran menoleh ke AMon...dan memasang pandangan mengiba sebentar dan kembali sibuk dengan tehnya.

"Hee....jadi hanya orang yang bernama AMon ini saja yang Homo ya...."

Nauka wrote:

"Kita ga homo. Amon tidak ciuman cuma denganku saja kok," jelasnya.

"...mungkin...suatu hari nanti..." ujarnya menanggapi ucapan Nauka.

*KRAAK*

Bunyi gelas yg pecah karena genggaman Amon,setelahnya ia menatap satu-satu orang-orang yg ada disitu,

"Cari MATI ya?" ucapnya dgn penekanan di kata 'Mati'

"Hah? Ayuri juga ingin dicium?" tanggap Nauka dengan wajah bego yang seakan-akan emang minta ditampol.

Ia lalu beralih pada Amon.

"Ga usah dicari juga mati bakalan dateng ndiri bentar lagi."

Setelah Ryuha melihat Nauka mencium pipi Amon juga denger kata 'homo', Ryuha memukul meja dengan gelasnya.

"Oh... ups... maaf.." kata Ryuha sambil swt. "Ga sengaja."

"Kalau kuubah dari 'Bentar Lagi' menjadi 'Sekarang' bisa kok......" gumam Amon,

"Kalau gitu sebagai orang sekarat aku mau nulis surat wasiat dulu deh," Nauka tiba-tiba ngeluarin spidol permanen gede (yang biasa dipake buat nyoret-nyoret muka orang) n ngambil tisu. "Kuserahkan harta pusakaku pada Hime, Amon dan Ayuri!"

Ia lalu mengeluarkan dua buah gelang yang sama dengan yang telah ia berikan pada Hime.

"Nggak Mau....." jawab Amon cepat,

"Pasti ada 'sesuatu' di gelang itu..." lanjutnya

Nauka tersenyum kecut.

"Amon tampaknya sangat mengerti aku ya?"

"Ya,'Keep Friend Close,But Keep Enemy Closer'" ucap Amon asal,

Pemuda berambut hitam itu lalu duduk dgn tenang,

Quote :

"Cari MATI ya?" ucapnya dgn penekanan di kata 'Mati'

"...dasar bodoh..." ujarnya dingin.

Quote :

Ia lalu mengeluarkan dua buah gelang yang sama dengan yang telah ia berikan pada Hime.

"...Apa itu?..." tanya gadis berkacamata itu kepada Nauka.

Nauka lalu dengan cepat mengambil posisi nempel ke Amon.

"Sedekat ini boleh?"

Ia lalu tersenyum ke arah Ayuri.

"Itu namanya distorter," jelasnya pada Ayuri. "Masih belum terlalu jelas sih efeknya seperti apa. Tapi kurasa alice yang cocok untuk mendukung distorter ciptaanku adalah alice kalian bertiga."

"Geser.." ucap Amon sambil berdiri,

Pandangannya lalu teralih ke Ayuri,"Siapa yg kau bilang bodoh?"

Nauka mencubit lengan Amon.

"Jangan kasar pada Ayuri," ujarnya serius. "Kamu berurusan denganku juga."

"Berisik," gerutu Amon,

"Kau diam saja...."

Quote :

Pandangannya lalu teralih ke Ayuri,"Siapa yg kau bilang bodoh?"

Ayuri langsung menunjuk kepada Amon, menandakan dia yang bodoh.

Amon mengernyitkan alisnya melihat tingkah Ayuri,

"Hah..." ia menarik napas,

"Sudahlah,kasian pemilik kafenya kalau sampai kita berantem......." gumamnya

"..." Ayuri kembali terdiam dan menghisap sedikit2 kopi susunya lagi.

"Aku rasa pemilik kafenya tidak akan apa-apa. Dia pasti punya alice untuk menghentikan kalian," tanggap Nauka.

"Kembali lagi ke soal distorter," ujarnya kemudian. "
Maukah kalian mencobanya? Aku tidak bisa memakainya pada diri sendiri."

"Sebenarnya aku membuat 4 distorter. Tapi karena satu orang lagi sudah ga ada... yah yang tersisa itu nganggur."

"Efek nya saja belum jelas aku tidak mau pakai........" ucap Amon sambil mulai memakan pesanannya,

"Guna alat ini?" Hime memperhatikan gelang yang dari tadi disimpannya.