Blues Cafe...

"Tidak negatif kok," ujar Nauka. "...Mungkin." lanjutnya dalam hati.

"Logikanya, distorter ini memodifikasi alice kalian. Misalnya kalau dari water alice, bisa membuat ice alice atau sebaliknya. Menyenangkan kan?" jelasnya. "Apalagi kalau dipakaikan pada korban secara ga sadar, lalu korban kaget sendiri alicenya sudah tidak sama lagi."

Nauka cekikikan sendiri. Rupanya ga jauh-jauh ama kejahilan.

"Tapi karena kalian sudah kuberi-tahu duluan, makanya tidak akan apa-apa. Kalian sudah siap duluan."

Ayuri kemudian mengambil distorter tersebut. "..."

Kemudian dia menghampiri Amon dan langsung memakaikannya ke lengan lelaki tersebut (dengan cara paksaan tentunya).

Sementara Ryuha melihat mereka semua sedang memakai gelang tersebut.

"Hm? Jangan sampe efek itu negatif..." batin Ryuha.

Nauka melirik ke arah Ryuha.

"Hei, gimana kalau kamu ikut mencoba?" ujarnya. "Masih sisa satu."

"....Kalau boleh tahu, kenapa Kappa bikin alat ini?" tanya Hime yang masih menimang-nimang alat tersebut. "Dan cuma 4..." lanjutnya.

Nauka wrote:

Nauka melirik ke arah Ryuha.

"Hei, gimana kalau kamu ikut mencoba?" ujarnya. "Masih sisa satu."

"Eh? Ngga deh, terima kasih. Kalian pakai saja." kata Ryuha sambil senyum.

"......"

Hime meletakkan kepalanya di atas meja sambil mengamati embun pada gelas minumannya.

Ryuha wrote:

"Eh? Ngga deh, terima kasih. Kalian pakai saja." kata Ryuha sambil senyum.

"Kenapa tidak diambil saja?" ujarnya pada Ryuha, "..sepertinya menarik, mm... Mungkin," lanjutnya kemudian tersenyum.

"Yeah... mungkin" kata Ryuha sambil swt lagi. Ryuha melihat jendela di luar. Dia baru sadar kalau spring sdah tiba.

"Oh... spring sdah datang yah? Wah..." kata Ryuha yg tampak bahagia.

Ryuha melihat bunga Sakura yg berwarna merah muda itu, "Sakura nee-chan..." batin Ryuha. "Aku... aku rindu... padamu..."

Ryuha tetap saja senyum sambil melihat pohon tersebut.

Hime ikut menengok dari balik kaca. "....Cepat juga yah," gumamnya kecil "...rasanya baru kemarin perang bola salju dan Val-fest, juga.." Hime berhenti berbicara.

"Hmm... Kalau musim semi begini," Hime diam sejenak, "..tidak ada salah satu diantara kita yang alergi serbuk bunga kan?" tanyanya tiba-tiba.

"Un... waktu memang cepat seh..." kata Ryuha sambil mengangguk.

"Alergi ma bunga? Err... kayanya ga ada deh." kata Ryuha lalu melihat Hime, "Km alergi ma bunga?" tanya Ryuha.

Tanpa mengalihkan pandangannya dari jendela...Byakuran memakan kembali coklatnya...seakan-akan semua kejadian didekatnya hanya sekedar angin musim semi.

"........."

Setelah dia memakaikan secara paksa distorter-nya kepada Amon, Ayuri melihat bunga sakura yang berjatuhan.

Dia terus memperhatikan jatuhnya bunga2 itu, tampak terpesona.

"Apa mereka semua selalu ramai seperti ini....?"tanyanya pada Ayuri tanpa mengalihkan pandangannya dari Sakura yang berjatuhan.

Quote :

"....Kalau boleh tahu, kenapa Kappa bikin alat
ini?" tanya Hime yang masih menimang-nimang alat tersebut. "Dan cuma
4..." lanjutnya.

"Karena aku bisa," jawab Nauka singkat. "Aku bisa menggunakan ini untuk menjahili seorang alice user. Misalnya seorang alice user dengan alice api mengamuk. Bisa saja yang keluar nanti bukan api, tapi boneka kelinci."

"intinya, distorter ini mengubah alice menjadi kekuatan yang bersifat random," lanjutnya lalu tampak menggigit bibir seperti ingin menahan tawa. "Rasanya tidak sabar melihat wajah orang yang kaget itu."

Nauka lalu meminum segelas air (yang biasanya dapet gratisan).

"Dan aku hanya membuat empat buah karena aku hanya sanggup membuat empat buah dulu. Ada batasan dari aliceku," jelas Nauka kemudian. "Butuh waktu untuk membuat item yang lumayan rumit."

Quote :

"intinya, distorter ini mengubah alice
menjadi kekuatan yang bersifat random," lanjutnya lalu tampak menggigit
bibir seperti ingin menahan tawa. "Rasanya tidak sabar melihat wajah
orang yang kaget itu."

"Bagaimana dengan pengguna waktu..?"tanya Byakuran dingin."Apakah alicenya akan mengalami perubahan....?"

"Alice Ranran bisa dipakai," ujarnya pada Nauka, "sekalian melihat Alicenya." Hime tersenyum.

"...'orang itu'?" Hime mengulang perkataan Nauka, "...tante itu?" duga Hime asal.

Quote :

"intinya, distorter ini mengubah alice menjadi kekuatan yang bersifat random," lanjutnya lalu tampak menggigit bibir seperti ingin menahan tawa. "Rasanya tidak sabar melihat wajah orang yang kaget itu."

"Katanya efeknya ga negatif juga... ternyata tetep aja buat ngerjain org... haih..." batin Ryuha sambil memandang gelang tersebut dengan swt.

Quote :

"Bagaimana dengan pengguna waktu..?"tanya Byakuran dingin."Apakah alicenya akan mengalami perubahan....?"

"Tentu saja," jawab Nauka pasti. "Perubahannya random kok. Jadi bisa saja yang tadinya cuma bisa bikin cahaya biasa, bisa membuat cahaya kayak petir. Atau malah membuat sesuatu yang sama sekali ga ada hubungannya, seperti menurunkan hujan permen."

"Tapi aku cukup trauma dengan alice yang berhubungan dengan waktu," lanjut Nauka. "Waktu pertama kali masuk ke sekolah ini, aku dikerjai oleh seorang pengguna alice waktu. Perempuan itu mencontek jawaban ulanganku yang jelas-jelas salah."

"Tidak penting sih, tapi cuma pada perempuan itu aku mengakui kekalahanku di sekolah ini," tambahnya sambil mencibir.

Quote :

"...'orang itu'?" Hime mengulang perkataan Nauka, "...tante itu?" duga Hime asal.

"Siapa saja juga boleh," jawab Nauka ga kalah asal.


Ia lalu kembali pada Ryuha, "Gimana?"

Quote :

Ia lalu kembali pada Ryuha, "Gimana?"

"Hm... apanya yg gmn?" tanya Ryuha pada Nauka sambil swt.

"Coba pakai gelang itu, dan coba gunakan alicemu," ujar Nauka sambil mesem-mesem.

Nauka wrote:

"Coba pakai gelang itu, dan coba gunakan alicemu," ujar Nauka sambil mesem-mesem.

"Err... efeknya random..." kata Ryuha sambil keringetan. "Ntar jadi bisa buta lagi..."

"Tenang~ Tenang~ Benda buatanku tidak akan bisa membunuh kok~" ujar Nauka meyakinkan.

"Urm... ok... deh, sekali aja..." kata Ryuha sambil mengambil gelang tersebut lalu dipakainya.

"Alice on..." kata Ryuha sambil membuka mata kirinya yg buta tersebut.

Ryuha melihat sekeliling dan sementara itu juga, tiba2 Ryuha menutup mata kirinya lagi dengan cepat sambil muka merah.

"Apaan nih?" tanya Ryuha.

Nauka tersenyum mesum.

"Apa yang kamu lihat?" tanya Nauka dengan nada menggoda.

"Hm... harusnya bisa baca pikiran org... tp yg ini ga... malahan pandangan tembus pandang..." kata Ryuha sambil melepas gelang tersebut.

"Jadi... bagi yg ce... sorry, ga sengaja..." kata Ryuha sambil mukanya makin memerah.