Blues Cafe...

Nauka semangat lalu merangkul Ryuha.

"Psst! Tolong liatin Amon dong," bisiknya pelan pada Ryuha. "Ini gelang buatmu saja. Enak kan bisa nembus tembok juga?"

"Err... buat apa aku liatin Amon? Mank apanya yg diliat?" tanya Ryuha sambil swt.

Nauka menyikut Ryuha.

"Jangan keras-keras!" ujarnya. "Liatin warna kolornya. Ntar kita sebarin khikhikhikhi..."

Byakuran wrote:

"Apa mereka semua selalu ramai seperti ini....?"tanyanya pada Ayuri tanpa mengalihkan pandangannya dari Sakura yang berjatuhan.

"...begitulah..." ujarnya dingin sambil meminum kopi susunya lagi.

"..." Ayuri sekarang beralih lagi kepada distorter tersebut.

Quote :

"Jadi... bagi yg ce... sorry, ga sengaja..." kata Ryuha sambil mukanya makin memerah.

Mendengar itu, Ayuri langsung mengubah tangannya menjadi palu besar dan memukul Ryuha hingga benjol.

Gadis berambut merah itu kemudian beralih kepada Nauka. "Maksudmu...benda ini bisa mengubah komposisi Alice kita menjadi Alice lain?"

"Menarik, tapi aku masih ragu dengan apa yang akan terjadi^^;" pikirnya bimbang.

Ryuha wrote:

"Hm... harusnya bisa baca pikiran org... tp yg ini ga... malahan pandangan tembus pandang..." kata Ryuha sambil melepas gelang tersebut.

"Jadi... bagi yg ce... sorry, ga sengaja..." kata Ryuha sambil mukanya makin memerah.

KRAK!
Hime memecahkan gelas minumannya yang sebelumnya kosong. "........." Tatapannya menjadi dingin, "..sabar Hime, sabar...."

Quote :

Gadis berambut merah itu kemudian beralih
kepada Nauka. "Maksudmu...benda ini bisa mengubah komposisi Alice kita
menjadi Alice lain?"

"Iya," jawab Nauka. "Tapi secara random. Jadi aku sendiri tidak begitu tahu apa yang akan terjadi. Namanya juga masih trial."

"Tenang saja, apapun benda buatanku tidak akan bisa membunuh kok," lanjutnya meyakinkan.

Sementara itu Ryuha lagi menggosok2 kepalanya yg benjol kena palu Ayuri.

"Aduduh... cakit2..." kata Ryuha

"Err... lagian, aku juga ga tau kl efeknya bakalan gitu. Sekali lagi aku minta maaf." kata Ryuha sambil membungkuk.

Ryuha melirik ke arah Hime
"Bucet dah... mati...aku..." batin Ryuha yg masih membungkuk.

"Udah Nauka... kl aku ngegunain ini ke Amon, aku bisa.... u know lah..." kata Ryuha sambil swt.

"....Mati..." gumamnya kecil dan dingin sambil memakai gelang tersebut.

Ryuha masih tetap membungkuk 90 derajat sambil melihat ke arah Nauka.

"Ukh... harusnya tadi aku ngga usah gunain nih gelang..." batin Ryuha.

Quote :

"Err... lagian, aku juga ga tau kl efeknya bakalan gitu. Sekali lagi aku minta maaf." kata Ryuha sambil membungkuk.

"...sesal tidak ada gunanya..." ujar dingin Ayuri kemudian duduk di tempat.

"Ngg..." Hime tampak ingin mengaktifkan Alicenya, tapi kemudian mengurungkan kembali niatnya. "Penasaran sih..."

"....." Hime kemudian mengaktifkan Alicenya, beberapa detik, tidak ada reaksi aneh pada tangannya yang mengeluarkan aura putih seperti biasa. "Mm..." ^^;?

Hikarichi Ayuri wrote:

Quote :

"Err... lagian, aku juga ga tau kl efeknya bakalan gitu. Sekali lagi aku minta maaf." kata Ryuha sambil membungkuk.

"...sesal tidak ada gunanya..." ujar dingin Ayuri kemudian duduk di tempat.

"Ah... terima kasih..." kata Ryuha. Lalu Ryuha melihat Hime yg mengaktifkan alice-nya.

Nauka ngakak ga berperasaan ke arah Ryuha.

"Aku menyimpulkan efek random dari gelang ini disebabkan oleh sisi terlemah atau terjelek dari sang pengguna," ujar Nauka sambil duduk bertopang dagu. "Karena itu efeknya bisa beda-beda untuk tiap orang."

"Aku sudah mencobanya pada diriku sendiri, tapi tampaknya tidak bekerja untuk yang bertipe technical."

Quote :

"Aku menyimpulkan efek random dari gelang
ini disebabkan oleh sisi terlemah atau terjelek dari sang pengguna,"
ujar Nauka sambil duduk bertopang dagu. "Karena itu efeknya bisa
beda-beda untuk tiap orang."

"Sisi lemah.....?"Ia melanjutkan."Berhubungan dengan mental....?"tanyanya.

"Berhubungan dengan sifat," koreksi Nauka. "Ternyata sifat Ryuha yang sebenarnya itu seperti itu. Khekhekhe..."

Nauka lalu iseng menepuk-nepuk kepala Ryuha.

"Sebagai sesama, aku maklum kok. Namanya juga cowok," ujarnya sambil tersenyum lebar.

"....Sisi lemah..?" pikirnya sambil tetap mengaktifkan Alicenya. "...Lemah," ulangnya dalam hati dan entah kenapa kata tersebut terngiang-ngiang dalam benaknya.

SRAT!
"...Eh?" ucapnya pelan pada diri sendiri. "....terlihat..?" gumamnya lagi.

Nauka wrote:

Nauka ngakak ga berperasaan ke arah Ryuha.

"Aku menyimpulkan efek random dari gelang ini disebabkan oleh sisi terlemah atau terjelek dari sang pengguna," ujar Nauka sambil duduk bertopang dagu. "Karena itu efeknya bisa beda-beda untuk tiap orang."

"Aku sudah mencobanya pada diriku sendiri, tapi tampaknya tidak bekerja untuk yang bertipe technical."

"..." Ayuri sekali lagi melihat distoster tersebut. Sekian lama kemudian, dia meletakkannya ke atas meja. "...aku tidak memerlukan ini..."

"Sifat......"gumamnya pelan...

"Hng....bisa saya coba....?"

"Benda ini menarik juga, Kappa." Hime tersenyum kemudian mematikan Alicenya.

"...Ngg, coba saja. Aku juga ingin lihat." ujarnya antusias, "tidak apa-apa kan?" Hime menoleh ke arah Nauka.

Quote :

"...Ngg, coba saja. Aku juga ingin lihat." ujarnya antusias, "tidak apa-apa kan?" Hime menoleh ke arah Nauka.

"Boleh kan....?"tanyanya kembali pada Nauka,sekedar memastikan..

....

Setelah mengambil Distorter dari HIme...Cowok berumur 17 thn tsb memasang Distorter di pergelangannya dan mengaktifkan alicenya.

"Manipulated Times......30 detik..."

....Tak terjadi apapun..

".....?"

Ia kembali mencobanya mengaktifkan alicenya..

"Manipulated TImes......13 detik..."

.....

Semua yang ada didepannya tampak transparan...seperti Ilusi....dan tiba-tiba...Semua yang tampak didepannya..perlahan-lahan berubah...menjadi sesosok monster..

Byakuran melihat Ayuri seperti melihat Nenek lampir..Nauka buto ijo..Hime menjadi Tuyul berambut pink....sedangkan Ryuha menjadi Monster cumi-cumi....

".......Mukanya aneh-aneh..."ujarnya tenang.

"Kayaknya alice yang membuat apapun yang dilihat menjadi lebih dramatis...."

Ia menoleh ke luar jendela..ke arah jalan serta pohon sakura..

".........Ancur..."

Yang Ia lihat bukan lagi pohon sakura...melainkan Pohon aneh yang menjatuhkan kepala-kepala manusia..dan Ratusan monster yang berlalu lalang di jalanan.

"......"

Hime cuma menatap bingung Byakuran karena ia tidak tahu apa yang Byakuran lihat. "Aneh-aneh^^;?" Hime kemudian kembali memakai distorter tersebut dan mengaktifkan Alicenya.

SRAT!
Sesuatu berwarna putih muncul sesaat dari tangan Hime, "menarik, kapan-kapan ingin kucoba^^" ujarnya tersenyum.

Quote :

Sesuatu berwarna putih muncul sesaat dari tangan Hime, "menarik, kapan-kapan ingin kucoba^^" ujarnya tersenyum.

"....Apa itu....?"tanyanya polos.

"Sejenis alice kah...?"

"Ngg... Coba.." Hime kemudian mengambil nomor meja yang ada di depannya, lalu dengan memakai distorter Hime mengaktifkan Alicenya.

SRAT!
Aura putih terlihat, perlahan, aura tersebut membentuk percikan api, kemudian menjadi kobaran api berwarna putih. Nomor meja tersebut terbakar di udara, dan tak lama kemudian menjadi tak bersisa.

"Selesai..." Hime tersenyum.

Osaki Hime wrote:

"Ngg... Coba.." Hime kemudian mengambil nomor meja yang ada di depannya, lalu dengan memakai distorter Hime mengaktifkan Alicenya.

SRAT!
Aura putih terlihat, perlahan, aura tersebut membentuk percikan api, kemudian menjadi kobaran api berwarna putih. Nomor meja tersebut terbakar di udara, dan tak lama kemudian menjadi tak bersisa.

"Selesai..." Hime tersenyum.

Ryuha hanya melongo ketika melihat nomor mejanya terbakar.

"Err... kita harus ganti nomor mejanya nih?" tanya Ryuha sambil swt.

Ryuha mengembalikan gelang tersebut pada Nauka.

Hime hanya tersenyum, entah pada siapa dan kembali meminum minumannya.

"Hei, aku ingin lihat Alice Amon saat memakai distorter." ujarnya tiba-tiba. Hime lalu mengambil kertas selebaran berukuran mini yang ada di meja dan kembali menghanguskan benda tersebut di udara, hanya iseng.