Blues Cafe...

L masuk dengan wujud tikus " Wah ga ada meka ya udah gw out aja tepi ada kaka osaki tuh tp entah keanapa gw takut ama kk osaki ( menetapkan osaki Hime berbahaya untuk di jahili ) Ya uda ah mending out"

Ryuha meminum minumannya.

"Er... Ayuri knp ga gunain aja?" tanya Ryuha.

"...aku tidak memerlukannya..." jawabnya dingin sambil meminum kopi susunya.

"Hoo... cuman pake aja khan ga papa, hasilnya ga fatal koq..." kata Ryuha.

Ryuha mengingat kembali ketika dia memakai gelang tersebut.

"Hm... ga deh..." lanjutnya.

Amon yang melihat yg terjadi pada Ryuha & Hime,

"Hmm.........." Amon bergumam sebentar,

"Sisi lemah & Sifat yah.........."

"Menarik juga...aku ingin tahu apa yg terjadi jika Alice ku kupakai......"

Amon lalu menatap tajam sebuah kursi,
Kita lihat apa yg terjadi......

Tiba-tiba kursi itu berubah menjadi 'Amon' lain,

"Hmm..,semacam Klon........"

'Sisi Lemah' yah.... batinnya sambil mengepalkan tangannya,

"...Diri sendiri, kurasa semua orang seperti itu." ujarnya kemudian tersenyum. Hime lalu melirik Nauka, "sayang ya tidak bisa dipakai Kappa..." Hime tersenyum usil.

Masuk ke Blues Cafe mencari meja kosong " Hm . . . kok g ada meja kosong ya ?" Melihat meja kk Osaki" KK boleh g aku duduk sini ?"

OOT: niwa, charmu belum di terima kan? dan tolong jangan memulai role play dulu!

Ryuha hanya melihat Amon tanpa bicara apa2.

Lalu sekilas Ryuha meminum air-nya lagi.

"Hm... gelang yg cukup menarik." kata Ryuha sambil memandang gelang itu lagi.

Nauka merasakan suasana yang kurang enak lalu berusaha memperbaikinya.

"Err... Soal 'sisi lemah' itu, masih hipotesa loh!" ujar Nauka meyakinkan semua yang ada di meja itu. "Aku tidak pernah benar-benar tahu soal benda ciptaanku sebelum dicoba. Makanya aku perlu kalian untuk membantuku men-test-out."

"Sedikit seperti kelinci percobaan sih," lanjut Nauka dengan nada bersalah dan segan. "Tapi tenang saja. Karena aku tidak bisa menciptakan alat yang bisa membunuh."

Quote :

"Err... Soal 'sisi lemah' itu, masih
hipotesa loh!" ujar Nauka meyakinkan semua yang ada di meja itu. "Aku
tidak pernah benar-benar tahu soal benda ciptaanku sebelum dicoba.
Makanya aku perlu kalian untuk membantuku men-test-out."

BYakuran hanya mengangguk dan kembali meminum teh yang berada tepat didepannya.

".......Hei...Apa mempunyai teman itu menyenangkan....?"tanyanya kepada mereka semua.

Quote :

".......Hei...Apa mempunyai teman itu menyenangkan....?"tanyanya kepada mereka semua.

"..." Ayuri tidak menjawab. Terdiam melihat secangkir kopi susu di depannya.

Quote :

"Sedikit seperti kelinci percobaan sih," lanjut Nauka dengan nada bersalah dan segan. "Tapi tenang saja. Karena aku tidak bisa menciptakan alat yang bisa membunuh."

"..." Ayuri hanya terdiam saja. Tidak merespon perkataan Nauka. Dia kemudian mengambil distorter tersebut dan menggunakannya di tangannya.

Ayuri segera menggunakan Alice-nya. Tangannya bertransformasi menjadi mata pedang seperti biasanya. Tidak ada reaksi apa2 yang terjadi dengannya.

Quote :

"..." Ayuri tidak menjawab. Terdiam melihat secangkir kopi susu di depannya.

"........"Byakuran pun hanya bisa terdiam melihat reaksi ayuri yang dingin-dingin saja.

Quote :

Ayuri segera menggunakan Alice-nya.
Tangannya bertransformasi menjadi mata pedang seperti biasanya. Tidak
ada reaksi apa2 yang terjadi dengannya.

".....Mirip seperti saya tadi..."ujar BYakuran sambil menyenderkan tubuhnya ke jendela.

"...teman...ada yang bisa dipercaya dan tidak...terserah apa yang menjadi pikiranmu..." ujarnya sambil melihat tangannya yang masih menjadi mata pedang.

"...tidak ada reaksi..." ujarnya.

Byakuran wrote:

".......Hei...Apa mempunyai teman itu menyenangkan....?"tanyanya kepada mereka semua.

Setelah Ryuha mendengar pertanyaan itu, Ryuha diam saja. Lalu ia mengingat2 lagi kejadiannya waktu ia masih kecil, seseorang pernah meninggalkan sebuah 'quote' dan berisikan tentang teman. Ryuha berusaha menjawab untuk meramaikan suasana.

"Err... knp tiba2 kau tanya gitu?" tanya Ryuha dengan senyum.

Quote :

".......Hei...Apa mempunyai teman itu menyenangkan....?"tanyanya kepada mereka semua.

"Apa punya nyawa itu menyenangkan?" balas Nauka singkat lalu memainkan distorter milik Ayuri, sesekali tampak mengutak-ngatik. Tapi tiba-tiba ia meletakan distorter itu dengan hentakan.

"...Kalau memang terjadi sesuatu, dan kalian tidak mau memberi-tahukanku, maka aku hargai keputusan kalian," ujarnya. "Tapi jangan berbohong."

Nauka mengangkat kepalanya dan menatap mata Ayuri serta Byakuran.

"Jangan pernah coba lakukan itu padaku."

Byakuran wrote:

".......Hei...Apa mempunyai teman itu menyenangkan....?"tanyanya kepada mereka semua.

"Coba saja," jawab Hime. "Tidak akan tahu kalau tidak dicoba kan?" ujarnya sambil menatap orang-orang disekelilingnya.

Nauka wrote:

"...Kalau memang terjadi sesuatu, dan kalian tidak mau memberi-tahukanku, maka aku hargai keputusan kalian," ujarnya. "Tapi jangan berbohong."

Hime mengangguk kecil, "akan kuusahakan." ujarnya pelan, tersenyum.

Quote :

"Err... knp tiba2 kau tanya gitu?" tanya Ryuha dengan senyum.

"Sekedar penasaran...."jawabnya singkat.

Quote :

"...Kalau memang terjadi sesuatu, dan kalian tidak mau memberi-tahukanku, maka aku hargai keputusan kalian," ujarnya. "Tapi jangan berbohong."

"......Kenapa tidak boleh...?"tanyanya.

"Bukankah wajar saja bila manusia seperti kita berbohong....?"

Quote :

"Coba saja," jawab Hime. "Tidak akan tahu kalau tidak dicoba kan?" ujarnya sambil menatap orang-orang disekelilingnya.

"....Masalahnya..." BYakuran terdiam sebentar dan meneruskan."Aku....tidak pernah mempunyai apa yang disebut sebagai teman...yang kupunya dulu hanyalah...Rekan...."

"Aku tidak terlalu mengerti untuk bergaul dengan orang-orang yang disebut dengan teman...."

"Tidak masalah kan? Ada prosesnya^^" entah kenapa Hime tersenyum senang.

"Walaupun nggak selamanya cocok sama semua orang tapi justru karena itu akan lebih 'beragam' dan menurutku itu suatu hal yang menarik^^"

"Huahm.." Amon hanya menguap menanggapi percakapan mereka,

"Kurasa tidak punya teman lebih baik kok...." gumamnya,

"...Lagi.."

"Toh punya teman itu tidak merepotkan, tepatnya....saling merepotkan^^" Hime kembali tersenyum.

"Lebih dari sekedar merepotkan......." balas Amon cuek,

"Sendiri lebih baik..."

"Kalau nggak mau direpotkan kenapa hidup?" ujarnya tak kalah cuek, "kita kan saling merepotkan dan direpotkan? Kau ini...."

"Whatever...."balas Amon acuh tak acuh,

"Kau bilang begitu juga hidupku nggak repot-repot amat kok........"

"Sekedar,hidup,bernafas,makan,minum,tumbuh,lalu mati...."

"Oh," jawabnya singkat dan kembali mengalihkan pandangannya keluar jendela. "Aneh, tidak jelas.." gumamnya pelan kemudian membakar tissue yang ada di depannya.